REMAJA DAN PACARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Perkembangan Pesrta Didik”
Dosen Pengampu:
ISFAUZI HADI NUGROHO, M.Psi
Oleh :
M. Arzaqul Anwari (9325 019 09)
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2011
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum maupun setelahkelahiran psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan. Dalam hal ini kami merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan pada fase remaja, serta problematika pacaran pada masa remaja, maka dengan ini penulis mengambil judul “REMAJA DAN PACARAN”.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen mata kuliah perkembangan peserta didik serta bertujuan untuk memenuhi atau menjawab rasa penasaran yang begitu kuat untuk mengetahui lebih dalam tentang remaja dan pacaran.
2. Identifikasi Masalah
Dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
Dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
a) Pengertian pacaran dan remaja
b) Karakteristik perkembangan fase remaja
c) Pembahasan atau analisis data yang diperoleh tentang pacaran.
d) Bagaiman model atau gaaya pacaran yang ngetrand pada zaman sekarang.
3. Metode Penelitian
Pada makalah ini kami menggunakan metode deskripsi untuk menggambarkan masalah penelitian. Adapun azas teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
Pada makalah ini kami menggunakan metode deskripsi untuk menggambarkan masalah penelitian. Adapun azas teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
a) Penelitian lapangan, merupakan penelitian dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari objek penelitian, hal ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang masalah penelitian.
b) Penelitian kepustakaan atau library research yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pacaran dan Pengertian Remaja
1. Pengertian Pacaran
Pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; (atau) berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani; (atau) menjadikan dia sebagai pacar.[1]
2. Makna remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.[2]
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Menurut Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua ke arah kemandirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
B. Ciri-Ciri Masa Remaja
1. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
2. Masa remaja sebagai periode perubahan.
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
7. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
C. Alasan-Alasan Yang Umum Untuk Berpacaran Selama Masa Remaja
1. Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan.
2. Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok.
3. Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.
4. Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh cinta dan berharap serta merencanakan perkawinan, ia sendiri harus memikirkan sungguh-sungguh masalah keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.
5. Pemilihan Teman Hidup
Banyak remaja yang bermaksud cepat menikahi memandang kencan sebagai cara percobaan atau usaha untuk mendapatkan teman hidup.
D. Berbagai Alasan Para Remaja Laki-Laki Memilih Untuk Berpacaran
Tapi terkadang kebanyakan para remaja laki-laki memilih untuk lebih lama berpacaran dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
1. Tingkat kemapanan.
Hal pertama yang sering ditanyain sama Orang tua pacarnya adalah soal pekerjaan sama pendapatan. Wajar lah orang tua tidak mau kalau anak tercintanya itu sengsara
2. Takut belum bisa bahagiain orang tua.
Ketakutan pada diri seseorang adalah hal yang biasa terjadi. Apalagi kalau seorang anak yang merasa banyak merepotkan orang tua. Takut belum bias bahagiain orang tua menjadi alasan yang cukup diminati oleh laki-laki yang belum siap nikah.
3. Belum dapat menyelesaikan studi.
4. Belum yakin sama pacarnya.
Selalu berkata cinta, bukan berarti sebuah ukuran bahwa semua ungkapan mesra tersebut adalah jawaban untuk sebuah masa depan. Terkadang laki-laki malas banget berbicara tentang nikah karena pacarnya terlalu memaksa dan menuntut terlalu banyak tentang sebuah pernikahan. Jadinya laki-laki malas untuk merespon hal tersebut, keyakinan pun datang dari emosional semacam ini.
5. Asumsi bahwa nikah itu membutuhkan banyak uang.
Tidak dipungkiri, sebuah persiapan pernikahan memang membutuhkan materi yang tidak sedikit. Perhitungannya banyak, untuk bayar penghulu, bayar gedung, beli baju pengantin dan lain-lain.
6. Takut bilang kepada orang tua.
Ada banyak laki-laki yang sudah yakin terhadap pacarnya, yakin bakal bisa menghidupi dan mencukupi kebutuhan calon istri. Intinya yakinlah buat tanggungjawab sebelum dan sesudah nikah. Tapi, ketika mau minta restu kepada orang tua nyalinya maju-mundur. Takut orang tua tidak menyetujui terhadap pasangannya. Dalam sebuah hubungan dengan siapapun dan dalam bentuk apapun yang paling penting ialah komunikasi.
7. Ada saudara yang tidak boleh dilangkahin.
Pernah denger tidak ada sebuah adat yang menyatakan kalau kakaknya belum nikah adiknya tidak boleh nikah dulu. Menurut kami, bicara saja terhadap kakaknya kalau setuju dilangkahin ya Alhamdulillah, kalau tidak, ya diomongin lagi bagaimana solusinya.
8. Merasa belum cukup umur.
9. Faktor emosional si pacar.
10. Merasa belum cukup berpendidikan.
Pendidikan yang dimaksud di sini bukan pendidikan akademik, tapi pendidikan seksual. Banyak juga laki-laki yang takut belum bisa mecukupi hal yang satu itu. Meskipun sudah belajar dari buku, pengalaman orang sampai audio visual.
E. Model Pacaran Yang Ngetrand Pada Zaman Sekarang[3]
1. Pacaran yang bikin orang lain geli
Ini adalah tipe pacaran dimana sebuah pasangan terlihat sangat akrab di muka umum dan jelas-jelasan mengumbar bahwa mereka sedang pacaran. Biasanya, Pasangan tipe ini juga biasanya memiliki bahasa atau ungkapan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka sendiri. Pasangan tipe ini bisa menjadi pasangan favorit banyak orang, tapi bisa juga jadi pasangan yang diketawain sama banyak orang.
2. Pacaran Drama
Pacaran drama adalah tipe pacaran dimana sebuah pasangan memiliki banyak sekali drama dalam kisah percintaan mereka sampai-sampai rasanya kalau ada di sekitar mereka, kamu merasa sedang berada di dalam sebuah cerita film. Ceritanya bisa macam-macam. Mulai dari pacaran biasa, terus si cowoknya selingkuh sama cewek lain, si ceweknya mau bunuh diri, terus balikan, terus ceweknya hamil, cowoknya gak ngaku kalo dia yang menghamili, ceweknya dituduh selingkuh, keluarga si cewek gak terima, gebuk-gebukan, masuk penjara.
3. Pacaran Berantem Mulu
Sesuai namanya, ini adalah pasangan yang pacaran, tapi kerjanya berantem mulu. Kadang-kadang pasangan ini membuat kamu berpikir kenapa mereka masih juga pacaran.
4. Pacaran yang tidak seperti pacaran
Ini adalah pasangan yang katanya pacaran, tapi tidak pernah seperti pacaran. Ada beberapa skenario yang membuat mereka tidak pernah keliatan seperti orang pacaran.
1. Katanya pacaran tapi gak pernah keliatan berduaan. Masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing
2. Katanya pacaran, tapi becandanya gak kayak orang pacaran (misal: gebuk-gebukan)
3. Katanya pacaran, tapi pasangannya cuma dimanfaatin untuk hal-hal tertentu, misalnya kalo cowok, cuma dimanfaatin buat jadi supir aja.
1. Katanya pacaran tapi gak pernah keliatan berduaan. Masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing
2. Katanya pacaran, tapi becandanya gak kayak orang pacaran (misal: gebuk-gebukan)
3. Katanya pacaran, tapi pasangannya cuma dimanfaatin untuk hal-hal tertentu, misalnya kalo cowok, cuma dimanfaatin buat jadi supir aja.
Masa remaja adalah masa yang paling indah sekaligus masa yang paling mudah membuat kehancuran. Memang menyenangkan bila dikerjakan, namun penyesalan selalu datang akhir dengan kekecewaan yang teramat dalam. Berpacaran salah satunya, munafik apabila kaum remaja belum pernah merasakan jatuh cinta dan menjalin hubungan lebih serius. Namun demikian fenomena yang terjadi mengungkapkan banyaknya penyimpangan oleh kaum remaja dalam berpacaran.
1. Hobi berpacaran di tempat gelap.
Membaca judulnya, sudah pasti mengarah ke hal-hal negatif. Dan kenyataannya memang benar begitu, kaum remaja sekarang lebih menyukai kencan di tempat yang terkesan gelap dan sepi sehingga tidak akan ada yang mengganggu acara "bermesraan" mereka. Namun demikian di sinilah setan membujuk manusia untuk berbuat nista. Sedikit menyinggung kaum laki-laki, jika memang merasa ingin melakukan hubungan yang serius, bukannya lebih baik berpacaran di rumah si wanita? Dengan begitu tidak akan ada kecurigaan antara orang tua dan anak serta orang tua dapat memantau aktivitas anak sehingga hal-hal negatif yang ditakutkan orang tua tidak akan terjadi. Perlu diwaspadai bagi lelaki yang sering mengajak gadis pujaannya keluar rumah, ditengarai lelaki tersebut punya kehendak tidak baik.
2. Cewek mengukir nama kekasihnya di lengan dengan benda tajam.
Pasti ngeri saat mendengar kalimat ini. Namun pada kenyataannya fenomena ini bukan lagi isapan jempol belaka. Banyak gadis yang mengukir nama kekasihnya di lengan mereka sebagai tanda cinta abadi. Jika dipikir dengan logika dan pemikiran ilmiah, alasan ini sungguh tak masuk akal. Bayangkan jika suatu hari hubungan keduanya kandas, betapa sakit dan malu yang didera si cewek dengan bekas ukiran nama mantan kekasih yang permanen dan melekat hingga Ia meninggal.
3. Sepasang kekasih melukai jari telunjuk hingga berdarah kemudian menempelkan satu sama lain.
Kegiatan ini dimulai dengan menusukkan ujung jari telunjuk dengan benda tajam seperti tangkai kayu lancip atau pecahan kaca oleh sepasang kekasih. Ritual ini dibarengi dengan ucapan janji sehidup semati dan diakhiri dengan pagutan ciuman bibir. Jika dikaji ulang, kegiatan ini sama-sama tidak bermutu. Belum tentu cara ini mampu mengutuhkan rasa cinta dan belum pasti pula janji mereka dapat terlaksana.
4. Hobi berpacaran di kamar.
Senada dengan cara berpacaran negatif nomor satu, berpacaran di kamar juga merupakan cara yang aneh dalam memilih tempat bermesraan. Dan, jika tempatnya sudah di kamar pasti pemikiran negatif makin mencuat. Untuk kalimat selanjutnya, bisa diimajinasikan sendiri menurut kreatifitas masing-masing.
5. Mempersembahkan keperawanan sebagai tanda cinta dan kepercayaan.
Bukan lagi hal aneh apabila diketahui seorang wanita yang belum jelas ikatan pernikahannya sudah tidak lagi perawan. Fenomena ini bukan lagi tabu di era ini, justru menjadi tren dan hal yang harap dimaklumi. Seluruh segi masyarakat dari tingkat menengah ke atas hingga menengah ke bawah menjadi korban keganasan mulut lelaki. Wanita yang melakukan kegiatan ini juga sangatlah bodoh, memberikan hal yang sangat istimewa dalam hidupnya secara cuma-cuma.
G. Kebutuhan Remaja
1. Kebutuhan akan pengendalian diri
2. Kebutuhan akan kebebasan
3. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
4. Kebutuhan akan penerimaan sosial
5. Kebutuhan akan penyesuaian diri
6. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial
H. Penyimpangan atau Kenakalan Remaja
1. Seks bebas di kalangan remaja, yang bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS.
2. Kecanduan akan Narkoba yang menyebakan kematian dan AID
3. Kecanduan Alkohol / minuman keras.
4. Tawuran.
5. Sering berkunjung ke diskotik.
6. Menjajakan diri kepada pria hidung belang.
I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja
1. Kelalaian orangtua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai-nilai agama).
2. Sikap perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
3. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
4. Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
5. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
6. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
7. Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
8. Perceraian orangtua.
9. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.
10. Hidup menganggur.
11. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.
12. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-nilai moral).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ajaran Islam sesungguhnya istilah pacaran itu tidak ada, yang ada hanyalah istilah ta’aruf yaitu perkenalan antara calon istri dan calon suami. Tetapi mungkin disebabkan oleh semakin berkembangnya teknologi sehingga pergaulan semakin luas dan berkembang sehingga banyak orang yang setuju dengan pacaran. Hal ini juga mungkin disebabkan karena Indonesia bukan negara Islam, sehingga peraturan / hukum-hukum islam di Indonesia tidak begitu kuat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti di negara Islam lainnya seperti Arab Saudi. Serta tuntutan dan perkembangan zaman yang membuat sistem /cara didik dan pergaulan pada zaman “Siti Nurbaya” tidak bisa diterapkan lagi dalam kehidupan zaman sekarang.
Dari hasil penelitian yang kami lakukan dengan cara membagikan lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang masalah penelitian kepada 25 responden, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap pacaran.
2. Sebagian besar responden menyatakan pernah mempunyai pacar atau berpacaran.
3. Sebagian besar responden menyatakan sedang mempunyai pacar saat ini (periode 2011).
4. Sebagian besar responden menyatakan pertama kali mempunyai pacar pada usia < 17 tahun. Hal ini sangat beresiko sekali, karena umur <17 tahun adalah umur yang sangat rentan dan labil terjerumus ke dalam hal-hal yang sifatnya negatif serta masih kurangnya daya kontrol untuk mengontrol diri, emosi nafsunya.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 25 responden, kami menyadari bahwa ada perbedaan prinsip hidup, kami sangat menghargai kepada responden yang menyatakan tak setuju hingga pacaran dan yang menyatakan setuju hingga pacaran. Maka dengan ini, kami ingin memberikan saran-saran kepada pembaca yang mungkin bisa bermanfaat, diantaranya:
1. Bagi responden mahasiswa yang menyatakan tak setuju hingga pacaran, dapat melakukan ta’aruf kepada calon suami atau istri.
2. Bagi responden atau mahasiswa yang menyatakan setuju hingga pacaran diharapkan agar bisa menjaga kelancaran kuliahnya, jadikan pacaran sebagai motivasi atau penyemangat untuk berprestasi dalam bidang pendidikan.
3. Jadikan agama dan keimanan sebagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri dalam berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas.
4. Bagi mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri, kehormatan kesucian dan nama baik dirinya sendiri, keluarga, agama, almamater dan daerah asalnya serta bangsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 1995